Selasa, 05 Oktober 2010

Saudara- Saudari Planet Bumi Jangan Marah

Memandang hampa ke arah kotak kecil bergambar bergerak di depanku.

Kelebatan bayangan berganti satu persatu.

Orang dengan topeng hitam dicirikan sebagai teroris dari suatu agama tertentu.

Orang yang duduk di atas beramai-ramai memperdebatkan penunjukan Kapolri yang baru.

Perayaan Hari Ulang Tahun Tentara Negara Ini memunculkan korban menambah deretan luka pilu.

Kendaraan canggih pengangkut rakyat biasa mengunduh petaka melantunkan nada sembilu.

Mereka yang menduduki bangku teratas di gedung kehormatan sibuk meminta dibuatkan gedung yang baru.

Mereka yang di bawah semakin menjual murah harga dirinya demi sesuap nasi atau sebidang tanah di kampung halaman demi anak cucu.

Mana yang benar? Mana yang salah?

Bagai tersapu oleh debu gurun pasir gersang, semua kebenaran mulai terkubur perlahan.

Pelan.. Sedikit demi sedikit mulai kabur. Tertumpuk dusta manusia yang mulai bertebaran.

Cuaca tak lagi bersahabat dengan kondisi fisik makhluk lautan mau pun daratan.


Panas di siang hari adalah kemarahan dari Galaksi Bima Sakti.

Hujan di malamnya adalah duka lara dari seluruh penghuni alam raya.


Mereka diam dan terus berputar. Mereka menyaksikan setiap adegan dari kejauhan.

Mereka lah Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Pluto yang bukan lagi planet, Bulan, Phobos, Deimos, satelit-satelit alam, asteroid, dan Matahari.

Penghuni alam raya melihat tingkah laku para penghuni Bumi, melihat saudari mereka tersakiti.

Satu negara Ini saja sudah melukai hati Bumi Pertiwi, belum lagi negara-negara di barat atau timur atau selatan atau utara negeri Ini.

Di mana kebencian, kepalsuan dan aneka kesalahan bertebaran atas nama kebenaran.

Mari kita hentikan semua ini, teman..

Jangan lagi kita uji kesabaran dari saudara-saudari planet yang kita diami ini.

Satu saja dari mereka berhenti, maka kita juga berhenti.

Berhenti berbicara, berhenti makan, berhenti minum, dan berhenti bernafas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar