Rabu, 02 Juni 2010

Bintang Yang Terjatuh Dan Pedang Yang Terlalu Keras Ditempa

Suatu ketika, seorang bintang yang terus berada pada langit tertinggi mendapat ujian dari Penciptanya...

Sang Bintang digulirkan ke Bumi.
Tempat yang sangat asing, tempat yang sama sekali berbeda dari tempat tinggalnya.
Sang Bintang yang dahulu bercahaya gemerlap, kini mulai redup perlahan, lalu padam.

Hati Sang Bintang hancur berkeping-keping.
Sang Bintang terpuruk.
Sang Bintang merasa tak berdaya.

Sang Bintang melarikan diri dari Bumi.
Mencoba terbang kembali ke langit untuk mendapatkan cahaya suci.
Sang Bintang menganggap Bumi hanya mimpi.

Di perbatasan antara langit dan Bumi, Sang Bintang berpendar.
Sang Bintang bercahaya dalam cara yang lain.
Sang Bintang mulai bernyanyi.

Namun semua itu terasa hampa.
Sang Bintang tak lagi merasakan kilauan cahaya langitnya.
Sang Bintang tersadar.

Semua cahaya semu itu bagaikan cahaya lampu.
Cahaya buatan yang dapat padam sewaktu-waktu.
Cahaya dalam bentuk lain yang tak akan bertahan sampai di ujung waktu.

Beruntung lah, Sang Bintang dapat memaknai dan memahami Bumi.
Sang Bintang pun dapat bangkit dan kembali berpendar dengan cahaya hati.
Sang Bintang kini tersenyum dan berjuang menata hati di Bumi.

---



Di Bumi, sebilah pedang patah...

Sang Penempa kehidupan menempa bakal pedang-Nya terlalu keras.
Pedang kecil yang masih kasar itu patah, hancur.
Pedang kecil berusaha menyusun diri semampunya.
Pedang kecil marah.
Pedang kecil mempertanyakan nasibnya pada Penempa kehidupan.

Pedang kecil tahu, Sang Penempa tidak pernah tidur.
Sang Penempa pun tahu, Pedang kecil adalah calon senjata yang kuat.
Sang Penempa hanya ingin melihat, seberapa hebat pedang kecil itu mampu bertempur.
Sang Penempa menyembunyikan suatu takdir besar untuk pedang kecil yang hebat.

Pedang Kecil berontak.
Sang Penempa hanya tersenyum.
Andai pedang kecil tahu, Sang Penempa tak pernah membiarkan pedang-pedang-Nya kesepian sendirian.
Sang Penempa hanya sedang menimbang, Apakah pedang kecil akan sanggup menerima takdir yang besar.

Maka, Sang Penempa berpesan..
"Pedang kecil, bersabarlah atas ujian-Ku, niscaya nikmat-Ku lah yang akan kau dapatkan."

---

Kutuliskan sepenggal kisah mengenai Sang Bintang dan Pedang Kecil, agar kelak aku tetap dapat bersyukur atas kehidupan Anak Ayam Besar.