Senin, 29 Desember 2014

End of 2014


Maka sampailah kita kepada hari-hari terakhir di tahun 2014.

Bingung mau nulis apa dalam bahasa apa.

Baiklah, aku kumpulkan segenap kecerdasan yang masih tersisa.

Tahun ini naik turun. Tenang dan bergelombang.

Dari berita kalo Stevan keterima di beberapa universitas di luar negeri, kemudian dengan beberapa pertimbangan dia memutuskan untuk berangkat ke Italy, lalu dari guru anak usia 3-4 tahun aku dipindah ke kelas 1 SD, dan tentunya LDR lagi. LDR international dengan beda waktu 5-6 jam. Hmmm...

Ujian kesabaran dimulai sejak tahun ajaran baru 2014/2015. Aku harus menyesuaikan diri untuk pantas jadi guru SD. No more baby talk, no more unyu-unyuan sama murid, harus lebih logis dan yang jelas belajar tentang sistem kurikulum SD. Penyesuaian eksternal lainnya adalah dengan tim yang baru, kelas baru, gedung baru dan alat mengajar yang baru.

Dengan Stevan, kami harus mulai mempersiapkan keberangkatannya. Berkas-berkas India yang belum beres, persiapan visa yang mepet waktu dan beasiswa yang belum jelas.

Semua menuntut pemahaman dan pengertian.

Sekitar 15 September, Stevan mulai pergi dari Jogja. Beberapa hari di Jakarta lalu terbang ke Italy di tanggal 18 September. LDR dimulai.

Minggu-minggu perdana Stevan diisi dengan agenda perkenalan kampus, cari rumah, cari simcard dan cari temen. Jet lag. Dari kebiasaan hidup sama-sama sekarang kepisah jauh dan harus mandiri lagi. Perbedaan 5 jam di waktu itu juga mengharuskanku dan Stevan untuk atur waktu. Biasanya jam 2 siang atau 3 sore di Indonesia, dia baru bangun tidur.

LDR ga semudah yang kami kira. Banyak yang berubah karena situasi di Italy tidak sesuai perkiraan kami. Untuk bisa kerja sambilan, kita harus bisa bahasa Italia. Belum lagi hal lain-lain. Misalnya biaya hidup yang mahal dan jam aktif yang berbeda.

Di sekolah, aku juga pernah ada di titik bingung harus gimana dan ngga tau musti dahuluin apa. Waktu itu deadline pembuatan soal assessment dan di sisi lain sebagai HRD harus siapin Teacher Enrichment. Rasanya pengen bisa belah diri karena sebanyak apapun kerja, tetep aja dua-duanya butuh koordinasi dengan banyak orang yang berbeda. Sesak. Yang paling dahsyaaaattt ni yah, sehari sebelum pembagian rapor, aku, koordinator kelas, koordinator usia, dan beberapa orang harus lembur sampai jam 3 pagi. Gila! Paginya kami harus bagi rapor dan ngobrol-ngobrol sama orang tua. Semacam zombie yang pake auto pilot.

Hubungan sama Stevan ga kalah serunya. Uda macem drama telenovela yang tiap hari baikan, tiap hari ribut, baikan lagi, ribut lagi. Sampe capek. Sampe eneg. Tapi gimana lagi, ini resiko kami. Ini juga jalan kami untuk bisa semakin memahami satu sama lain.

Allah kasih pelajaran yang sangat mengena. Amazing banget pokoknya. Tapi percaya, kalo kita diberi cobaan, tujuan Allah pasti untuk menguatkan. Seputus asa apapun, nyatanya air mata masih bisa mengalir. Berarti sabar juga masih bisa diusahain. Tinggal gimana caranya bangkit lagi. Berdiri lagi. Siapin hati buat tantangan besok pagi.

Di tahun 2015, harapan terbesarku adalah semoga punya kekuatan untuk sabar. Namanya ujian pasti ada, namanya cobaan pasti diberikan, tapi, semoga kekuatan sabar dan kemauan untuk berjuang dari Allah ngga ada habisnya. Aamiin.

Jumat, 19 September 2014

Curhat Acak-acak!

Stevan pergi. Aku sendiri. Ibu opname.
Rasanya semua datang bertubi-tubi. Dari keadaan sangat nyaman berubah ke keadaan sendirian, mengerikan, menyesakkan dan melelahkan.
Yaa gitu rasanya. Kaya kita yang hidup di daerah tropis ini bergantung pada kipas angin atau AC, saat kipas angin/AC ini rusak, udara panas yang biasanya ada tetapi tidak terasa ini kembali muncul.
Pengen protes sama Tuhan tapi takut kualat. Hehhehe..
Ga bisa protes juga sih karena pada dasarnya uda berpegang teguh kalo rencana Tuhan pasti lah yang terbaik. Seengga bisa diterimanya suatu keadaan, keputusan Tuhan selalu membawa berkah.
Akhirnya aku yg lemah tak berdaya ini pasrah. Pasraaaaah sepasrah-pasrahnya.
Aku juga ga tau mana yg terbaik. Aku ga tau masa depan. Aku cuma harus ikhlas. Harus berserah. Dan, yakin.
Yakin kalo semua ini ada hikmahnya dan suatu saat nanti di masa depan aku akan bilang, "oh, ini to sebabnya. Dulu aku harus lewat jalan itu karena aku akan di tempatkan di situasi ini to.."
Hmm.. Rencana Tuhan pasti berguna untuk memantaskan kualitas manusia.
Percaya. Yakin. Berserah. Tawaqal.
Kunci bahagia itu ikhlas. Pasti enteng melangkah dan enteng juga hidupnya.
Moodnya uda warna orange. Capek sampe pusing. Terus berusaha melatih pikiran agar lebih sejahtera dan bahagia sampe-sampe tulisan ini ga jelas arahnya. Ya gitu aja.
Semangat, Sya. Allah punya jalan terbaik!

Selasa, 01 Juli 2014

Gemes Politik!

Haloooo Juli..!
Akhirnya masuk juga ke bulan Juli. Tanggal 9 nanti ada acara nasional berjudul PEMILU PRESIDEN-WAKIL PRESIDEN. Akhirnya semakin dekat.
Jujur saja, masa kampanye yang panjang ini terasa sangat membosankan dan menyebalkan. Black campaign ada di semua media. Masa kampanye tidak lagi dijadikan ajang promosi untuk jagoannya tapi malah dipakai sebagai sarana mengumbar aib, menyebarkan berita bohong dan menebar fitnah pada lawannya. Kamseupay lah pokoknya cara berpolitik yang kaya begini.
Menahan diri dari bulan Juni supaya tidak mudah terbawa arus politik rendahan, saya berdoa pada Allah semoga apa yg sudah saya pilih ini benar dan kalau memang salah semoga segera diberi jalan yang tepat. Alhamdulillah, sampai H-8 ini, gambaran presiden yang ada belum luntur juga. Malah semakin mantap.
Saya tidak mudah percaya pada media jaman sekarang. Manusia sudah sangat pintar dalam menggunakan kata-kata dan memanipulasi data. Tapi saya yakin, pola kepribadian seseorang akan terekam dengan baik oleh sang media itu sendiri. Menelusuri riwayat kehidupan ataupun kisah kepemimpinan seseorang adalah salah satu cara untuk mengenal calon pilihan.
Dari riwayat hidup seseorang yang terekam di media, kita akan tau pola kepribadian, pola persepsi orang lain terhadap orang tersebut dan juga langkah-langkah nyata yang sudah ia lakukan. Kalo kita jeli dalam mengamati, ada pola yang konstan dan ada pula pola yang tiba-tiba berubah krn ada suatu tujuan dibaliknya. Saat sudah menyadari hal itu, analisis lah, kembalikan data yang sudah ada ke logika dan hati nurani. Setelah itu kembalikan semuanya pada Allah. Allah knows best.
Dengan menyebut nama Allah, saya akan mulai proses pencarian data mengenai calon pemimpin saya. Bukan untuk siapa-siapa, hanya untuk saya. Karena sesungguhnya, CAPRESMU BAGIMU, CAPRESKU BAGIKU.

Salam Pancasila Sila ke-3: Persatuan Indonesia!

Minggu, 23 Maret 2014

Today!

Yappzz! Today is the 23 of March 2014. I'm turning 25. Oh my gosh! I'm aging.. Hahaha..
Well, it seems like an ordinary day but for me it's the time to be a better woman. I'm not a teenager anymore..

Happy birthday,  Isya Primaruti. You'll be a greater woman this year. Keep thinking positive thoughts and keep moving forward! Be happy ♥

Sabtu, 15 Maret 2014

Almost 25th

Hayyyy.. hello hello..!
It's 2014, now...
It's been a year since the last time. Lots of thing happened. Stevan is here. I'm not in a LDR. We're getting closer and still learn about each other.
It's my 2nd year as a teacher. I'm no longer a KG A teacher, I'm a teacher of Blue Class (3-4yo). 
I have a white persian cat named Giwul. She's bought by Ibu for me at the end of December 2013.

Have a pet was Stevan's idea. He changes my life. Cat, entrepreneurship,  new circle of friend, trying new food, and being flexible,  those are his idea. He's like a firework in my life. 

Thank God,..
For all of the things had happened last year. They turned into something good. They make me stronger.

Jumat, 22 Maret 2013

Wishes List

It's 2013 now! Hohooo..
Lots of thing happened, is happening and will happen through this year.
I'm 23 yo now but tomorrow I'll be 24 yo and I have a lot of wishes.
They are...
 1.   Kesabaran
 2.   Kemampuan bersyukur
 3.   Kemandirian
 4.   Pengendalian diri
 5.   Kemampuan mencintai dan berempati secara tulus
 6.   Kemampuan untuk mengerti dan memahami orang lain
 7.   Kemampuan berpikir positif
 8.   Kemampuan untuk rajin ibadah
 9.   Kemampuan untuk sedekah lebih banyak
10.  Keteguhan hati
I wanna be someone better. A better Isya Primaruti untuk menjalani takdir hidup yang sudah disiapkan Tuhan. Isya Primaruti yang lebih baik lagi saat berhubungan dengan sesama manusia. Ibarat software, aku pengen bisa up grading my self into a better version. Being my self and getting better. Amiin.. 

Minggu, 25 November 2012

If I (Almost) Failed

Sometimes I feel like I want to give up. Not to give up on you, but this situation.
The distance starts to kill me. I'm tired. It's getting worse when you're busy, mm, I mean when you are in the peak of your busy period. I know that's for your own good or maybe ours, I know dear.. But, ya.. I miss you.. I keep on trying to be patient. It's getting hard. You know that I can't smile without your 'presence' and your absence is a trigger of my impatience. Hmm.. I want to skip this time, I want to skip this November and December. But I just can't. I can't buy a time machine. I can't do some kind of magic. Huuffttt.. Well, let me pray.. Pray for our own sake. Pray for us, a better situation.

Dear, when I (almost) failed to control my emotion or I (almost) lose my patience, I read this..


Senin, 19 November 2012

The Choosen One

Banyak hal berputar-putar saja di pikiran saya saat ini. Kondisi ini berlangsung sejak saya menjadi invisible follower sebuah akun twitter berlabel @sahabatalaqsha. Akun ini melaporkan dan mendiskusikan kejadian-kejadian yang sedang atau telah berlangsung di Gaza, Palestina. Gaza, sebuah daerah konflik yang diperebutkan oleh dua anak keturunan Adam, Palestina dan Israel.

Sedih, miris dan malu. Itulah perasaan yang saya rasakan setiap membaca sebuah berita atau melihat foto-foto terbaru terkait keadaan di Gaza. Orang tua, orang muda, laki-laki, perempuan bahkan anak-anak balita menjadi korban dari perang berkepanjangan. Suatu malam saya berandai-andai, bagaimana seandainya tiba-tiba saya berada di Gaza... Kemungkinan terbesar yang terjadi adalah munculnya gejala-gejala gangguan jiwa yang akhirnya akan ditegakkan sebagai depresi. Bagaimana tidak? Gaza saat ini mengalami mati listrik dengan suara bom sebagai lagu nina-bobo menjelang tidur. Suara ambulans sudah seperti suara jangkrik yang menghiasi kesyahduan malam. Percikan api sisa-sisa ledakan bagaikan kembang api yang menyala riang pada suatu perayaan. Oh.. Ya Allah. Bagaimana saya bisa tenang? Depresi disusul anxiety disorder, disusul paranoid, dan disertai mood disorder, ya, hal-hal itu yang sangat mungkin terjadi jika saya tiba-tiba ada di Gaza.

Kenyataannya berbeda. Mereka, saudara-saudari warga Palestina yang berada di Gaza tetap tegar. Mereka bersabar, mereka berikhtiar, mereka berdoa dan tetap beriman. Kondisi ini mereka terima dengan suatu pemahaman, "Jika perang ini adalah kehendak Allah, inilah jalan terbaik bagi kami". Oh Ya Allah... SUPER! Kadar keimanan yang mereka miliki ini sudah jauh dari jangkauan logika saya. Mereka mungkin adalah kaum yang sudah mengilhami, "Dunia ini hanyalah batu pijakan untuk ke akhirat, bukannya rumah". OHHH! Speechless. Subhanallah.. Mereka yang bertahan di Gaza adalah kaum yang dipercaya. Kaum yang dipercaya Allah untuk berjihad melalui jalan takdirnya.

Ya, setiap manusia terlahir membawa takdir mereka sendiri. Manusia juga terlahir dengan membawa jalan jihad mereka sendiri. Kadar 'perang' yang dimiliki tentunya sudah dirancang sedemikian rupa sehingga pada dasarnya setiap manusia akan mampu memenanginya. Allah tidak akan menimpakan suatu masalah diluar batas kemampuan umat-Nya, jadi pada dasarnya, setiap manusia pasti mampu. Kemampuan manusia ini pun bersifat subjektif, tergantung kapasitas yang telah diberikan Allah pada mereka. Menurut saya, saudara-saudari yang terlahir di Gaza merupakan manusia-manusia pilihan Allah yang sudah dipercaya untuk melakukan jihad melalui jalan 'perang' suci ini. Mereka adalah kaum yang terpilih untuk menjaga dan membuktikan Janji Allah. Mereka yang gagah berani mempertahankan Al-Aqsha, yang memegang kepercayaan Allah yang kemudian dinyatakan mati syahid, insyaAllah sudah memiliki rumah megah di surga milik Allah. Subhanallah.. Perang di Gaza tidak lain merupakan jalan yang meninggikan derajat ketaqwaan saudara-saudari kita. Saya percaya. Sama percayanya bahwa bukan hal yang sulit bagi Allah untuk menghentikan perang Israel-Palestina dalam satu kedipan mata. Sungguh, menghentikan perang sangatlah mudah jika Allah sudah berkehendak.

Ya Allah, Engkau adalah sebaik-baik pelindung bagi umat-Mu, hamba mohon, lindungilah saudara-saudari di Palestina dengan cara-Mu. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang telah Engkau pilih untuk mengemban amanah-Mu. 

Al-Fatiha...
#PrayForGaza

Kamis, 15 November 2012

Keep Calm And Remain Faithful

Miles apart...
You are there and I am here...
But I always believe that My God is going to make it okay...

Love will not betray us, dismay us, or enslave us...
We just have to keep calm and remain faithful...

I LOVE YOU AS ALWAYS





Selasa, 30 Oktober 2012

Guru TK

Hehehehehahahahhaaa.. 

Sebuah predikat, sebuah pekerjaan, sebuah tanggung jawab, sebuah hobi, dan sebuah jalan untuk beribadah. Guru TK. Yak. Hahahaa...

Entah kenapa ya, kata 'Guru TK' ini belum begitu terasa sebagai sebuah 'pekerjaan' untuk saya. Saya memiliki tanggung jawab dan saya diberi bayaran untuk hal-hal yang saya kerjakan. Saya juga harus bangun pagi setiap hari selama 6 hari dalam satu minggu, sampai di suatu lokasi bernama sekolah sebelum pukul 07.00 WIB (seringnya sih lebih yaa..) dan saya juga pulang pada pukul 16.00 WIB (kadang-kadang sih lebih..). Definisi sebelumnya sebenernya sudah cukup membuat 'Guru TK' ini sebagai pekerjaan, tapi nyatanya tidak (setidaknya untuk saya) begitu.

Saya jadi bertanya-tanya, apa yang saya pikirkan saat seseorang berkata, "Kamu Guru TK, ya?" Hmm.. Saya hanya merasa seperti ini: setiap hari bangun pagi dan itu cukup berat untuk dibiasakan, menyiapkan bekal makan pagi, pergi ke sebuah gedung dengan cat tembok warna-warni, menyanyi, menari, tertawa, mengajari menulis, mengajari mewarnai, mengajari berbicara dengan baik, menemani sekelompok anak saat berenang, menemani sekelompok anak saat makan, memandikan sekelompok anak secara bersamaan, memakaikan pakaian sekaligus melatih mereka untuk memakai pakaian mereka sendiri, yahhhh sesekali menemani anak saat pup atau pipis, dan pada suatu ketika di saat keberuntungan sedang berada dalam wujud yang kurang menyenangkan, saya harus membereskan muntahan anak, membereskan ompol seorang anak, atau membereskan pup seorang anak. Deskripsi tersebut memaksa saya untuk lebih merasa sebagai seorang wanita muda yang sedang berlatih menjadi ibu ketimbang sebagai seorang wanita muda yang bekerja sebagai Guru TK. Yak, saya sengaja mencetak tebal dua buah kata untuk menegaskan bahwa saya wanita muda. Hahaha..

Saya merasa lucu atau mungkin sebenarnya perasaan ini adalah suatu bentuk kebahagiaan, ketika saya menyadari bahwa saya adalah Guru TK. Begini, hampir semua orang yang mengenal saya tahu, bahwa cita-cita saya adalah menjadi Guru TK. Sejak saya TK, saya ingin menjadi Guru TK, yaa, walaupun seiring bertambahnya kerumitan pola pikir, cita-cita itu juga ikut berubah menjadi 'ingin menjadi pemilik dan pengelola sebuah TK'. Saya yakin, Tuhan saya Yang Maha Pengertian sedang memberikan pelajaran-pelajaran penting mulai dari hal-hal yang mendasar. Nah, apda kesempatan kali ini, saya ingin sedikit bercerita tentang pengalaman saya sebagai wanita muda yang sedang belajar menjadi seorang ibu sekaligus sebagai wanita muda yang diberi predikat 'Guru TK'. Here we go~

Pada mulanya, saya memiliki bekal persepsi bahwa masa kanak-kanak adalah suatu fase paling menyenangkan pada masa pertumbuhan manusia. Anak-anak adalah makhluk paling menggemaskan di dunia ini. Menyanyi, menari, mewarnai, dan tertawa-tertiwi, itu dunia mereka. Saya cukup ceroboh untuk tidak menambahkan suatu skema bahwa anak-anak bisa mengompol, anak-anak bisa pup dan bahkan pup di celana, anak-anak mudah muntah kalau terlalu kenyang, dan anak-anak itu mood. Saya cukup shock ketika saya berhadapan langsung dengan hal-hal tersebut. Biasanya hal-hal tersebut menular pada saya, saya ikut muntah ketika harus membereskan muntahan seorang anak dan 'membereskan' seorang anak yang pup di celana. Haha.. Ternyata saya belum cukup terampil untuk menjadi seorang ibu. Saya masih terjijik-jijik kalau dihadapkan dengan hal-hal seperti di atas.

Mungkin sebagian besar orang akan merasa "ngga banget lhooo ngebersihin pipis atau pup atau muntahan anak orang", tetapi sebenarnya, kesenangan dan kelucuan dibalik rasa-rasa yang kurang lucu dan kurang menyenangkan itu sangaaaaaaaaatttttt banyak dan sangat besar. Bayangkan saja, setiap hari seusai jam sekolah (Pkl. 14.00, sampai semua anak pulang -- FYI: saya memegang dua kelas, pagi 07.00 - 10.00 dan siang 10.30 - Pkl 14.30) saya memiliki bertumpuk-tumpuk kelucuan anak yang siap untuk dijadikan bahan kebahagiaan. Jumlah kelucuan itu sekitar kepolosan anak-anak selama 3 jam berada di kelas dikalikan dengan 20 anak/ kelas. banyak! Saya memiliki banyak banyak banyak banyak stock bahan dasar yang dapat diolah sehingga menghasilkan tawa. Selain stock kelucuan-kelucuan anak-anak, saya juga sering mendapatkan hal-hal yang dapat saya ambil pelajarannya. Banyak hikmah kehidupan yang saya pelajari dari kehidupan anak-anak lucu itu. Mungkin cerita-cerita tertentu akan saya tuliskan di kempatan yang lain. Yahhhh, saya baru saja teringat bahwa saya membawa lembar evaluasi harian dan setumpuk worksheet anak-anak yang sebenarnya bisa dikerjakan besok setelah Pkl 15.00 tapi saya sedang memiliki niat tulus suci agak memaksa diri untuk membawanya pulang dan mengerjakan di rumah. Hohooo..

Pembaca (anggap aja ada yang baca ya..), menjadi 'Guru TK' itu bukan soal mengajarkan sesuatu pada anak-anak TK, menjadi Guru TK itu lebih kepada mewarnai hari-hari di sekeliling anak-anak usia TK. Guru dan murid selalu saling memberikan pelajaran di setiap kesempatan yang ada. Menjadi Guru TK itu (insyaAllah) BAHAGIA! ;)