Sisa tulang belulang ayam yang berserak di piring, kuletakkan di celah bawah pagar.
Tak lama kemudian ada sosok yang mengendusnya. Seekor kucing yang mungkin merasa lapar.
Kubuka pintu pagar. Kulihat dia sudah berjalan menjauhi rumah, menuju rumah kosong di seberang jalan.
Diletakkannya tulang ayam terbesar yang diambilnya tadi.
Lalu muncul lah suara gemerisik tumbuhan kering yang diinjak.
Dua ekor anak kucing kecil mendekati tulang ayam yang terdiam di lantai rumah kosong.
Dua ekor anak kucing memakannya dengan lahap.
Sang ibu kucing hanya mengamati mereka sambil sesekali menoleh kepadaku.
Aku terdiam dan merenung.
Aku masuk lagi ke dalam rumah.
Sebuah bayangan terbentuk di layar pagar.
Ibu kucing mendekat kembali ke sisa-sisa tulang belulang ayam.
Diendusnya lagi dan kemudian dimakannya tulang belulang kecil yang masih tersisa.
Bagaimana pun bentuknya, kasih seorang Ibu tak akan lekang oleh waktu.
Diutamakannya kepentingan anak-anaknya selalu.
Meskipun dia hanyalah seorang ibu dari dua ekor anak kucing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar