Minggu, 14 Maret 2010

Balada Cumi-cumi

Nenek moyangku seorang pelaut
gemar mengarungi luas samudra...


Nah,,itulah sepenggal lagu yang dihafal oleh kami anak-anak Bangsa Indonesia. Pencipta lagu tersebut pasti menciptakan lagunya karena diilhami mata pencaharian utama sebagian besar rakyat Indonesia di masa itu. Nelayan. Ya, negara Indonesia adalah negara maritim atau negara kepulauan terbesar di dunia.

Menurut http://richocean.wordpress.com (2009), Indonesia memiliki panjang pantai 81.000 km atau 14% garis pantai seluruh dunia, di mana 2/3 wilayah Indonesia berupa perairan laut. Jumlah pulau adalah 18.108 di mana hanya 6.000 pulau berpenduduk. Luas laut kedaulatan 3.1 juta km2. Luas laut ZEE 2.7 jt km2. Zona pesisir dapat menopang kehidupan 60% penduduk Indonesia.

Dengan wilayah perairan yang luas, tentunya banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh bangsa Indonesia. Salah satunya adalah banyaknya jenis flora dan fauna laut yang hidup di lautan-lautan Indonesia.

Aku adalah salah satu orang yang bersyukur karenanya, aku dan keluargaku termasuk penggemar makanan laut a.k.a seafood. Macam-macam penghuni laut yang pernah aku makan masih termasuk standar, maksudnya aku belum pernah memakan penghuni laut yang bernama bulu babi, bintang laut, ular laut, dll, bahkan memakan ikan pari pun aku belum pernah. Yah, ini disebabkan karena aku termasuk salah satu makhluk bumi yang pilih-pilih makanan atau istilah bulenya eke rada picky.. :p

Beberapa penghuni laut yang suka sekali aku makan adalah ikan bawal, ikan kepiting, ikan tengiri yang dibuat pempek, kepiting, UDANG!!! (I really like this!!), dan cumi-cumi (this is my second favorite), selain itu ada juga rumput laut atau ganggang-ganggang yang aku makan. Tapi untuk si ganggang ini aku lebih memilih memakannya dalam bentuk agar-agar.. :D
Cara mengolah makanan laut yang beragam juga menjadi pilihan ketika aku makan. Untuk perikanan, aku lebih suka ketika mereka dimasak tanpa kuah! karena dengan kuah mereka menjadi amis, dan aku tidak suka.. :'( aku lebih suka mereka berbentuk ikan bakar, ikan goreng dengan variasi masakannya, pokoknya bukan kuah!!!

Nah, sebenarnya cerita ini di mulai ketika seorang pria yang merupakan kekasih hatiku was sent me a text message in 11th of March 2010, 09.30 pm.

Katanya, "Aduh pengen calamari ring goreng tepung.. =D"

Hem,,di malam yang dingin itu, aku yang sedang kelaparan langsung membalas.., "Mau..mau..mau.. :9 btw, calamari itu apa?"

Hahaha,,untung si calamari itu adalah cumi-cumi bentuk lingkaran yang digoreng tepung. Misalnya aja bukan,, misalnya adalah kuning telur berbentuk llingkaran, si kekasih pasti ketawa ngakak!! :"P

Setelah perbincangan yang panjang via Short Message Service a.k.a SMS di malam itu, maka kami memutuskan untuk memasak sendiri in order to memperbanyak kuantitas!!! Karena kebetulan kami berdua sama-sama suka sekali sekali sekali sekali sekali dengan makanan laut tersebut.

Hari yang ditetapkan adalah Hari Sabtu, 13 Maret 2010 sore, pukul 15.00 WIB. Tempat belanja yang dituju adalah Superin*o, dan arena peperangan adalah Rumah Nitikan. *hipotesis kami adalah si ibu adalah orang yang paling sedikit complain kalo dapurnya kotor*

Hal yang perlu dibeli adalah:
1. Jahe secukupnya
2. Jeruk nipis secukupnya
3. Cumi-cumi yang sekiranya cukup untuk dimakan berdua atau bertiga atau berempat
karena Maezena, Tepung terigu, telur, minyak goreng dan aneka lat memasak sudah tersedia di rumah. *Alhamdulillah, mengurangi pengeluaran*

Sesampainya di counter ikan-ikan dan makhluk laut, aku berdiri diam di depan seongok benda rada panjang berbentuk rudal berwarna ungu yang berenang-renag di wadah berair hitam Itulah tempat peristirahatan si cumi-cumi di Superin*o.

Aku spontan bertanya pada si kekasih, "Meco, cuminya uda mati kan ya?" pikiranku saat itu si cuma "Kalo ternyata si doi masih hidup, lalu aku menjepitnya dn memasukkan ke plastik, doi pasti berontak dan secara refleks doi akan menyemprotkan tinta hitam ke aku.. OMG,,bisa berubah jadi dakocan de, aku" (-____-"). Em,,ga masuk akal si,, cuma kan tindakan preventif itu mesti ada.. :D *alibi*

"Uda mati lah.. Coba kamu liat, cuma si kepiting yang diiket, berarti cuma dia yang hidup", itu jawaban si Mecobonbonbonbonbon.

Oh,,okay,,make sense juga si.. Lalu setelah itu, aku memberanikan diri mengambil penjepit untuk mengangkat si cumi dari peraduan kecilnya. "Here we go,,cumaiwataiiii!!!" \(^0^)/

Sempat terhenti sejenak, aku, aku, aku ga tau bagaimana cara memilih si cumiiiii!!! Kan kalo ikan gampang tu,,tinggal diliat insangnya, kalo cumi,,apa yang diliat ya? Bertanya pada si kekasih yang tampaknya juga ga tau *akan ku pastikan kalo dia juga ga tau setelah ini* dia cuma bilang, "Sama aja ko." Kalau sudah begitu, aku tinggal memilih cumi-cumi yang ukurannya sesuai keinginan de.

Dan akhirnya, mereka yang terpilih adalah Sibesar, Sisedang, dan Siradakecilandikit. Setelah ditimbang, ternyata beratnya sekitar 0,5 Kg. Yup! Lumayan dah.. :D

*Sebenarnya proses pemilihan cumaiwatai tidak semudah ini loh! Terjadi adu-adu pendapat sedikit di sana-sini. Semacem adegan suami istri mau beli rumah gitu,de. Tapi bagian itu tidak terlalu aku ingat, jadi ga usah diceritain ya..*
:D

Setelah membayar, kami segera menuju bublue-nya si kekasih. Ngeeeeeeennnnnnggggggg........

------------------------------------------------------------------------------------------------
Sesampainya di rumah Nitikan, kami langsung beraksi, mengeluarkan cumi dari plastik dan menempatkannya dlam suatu mangkuk bergagang yang terdiri dakam dua bagian, yaitu bagian atas sebagai penyaring dan bagian bawah sebagai penahan air. *ngerti maksudnya kan*
Sempat beberapa detik akmi memandang si cumi yang mungkin saat itu sudah tenang berenang-renang di laut surgawi. The things is,, kami tidak tau cara membeteti si cumi!!!
"Hoalah, piye iki,, Meco???" pertanyaan pertamaku memecah kesyahduan dalam memandangi si cumi.

"Aku juga ga tau,, Choco", jawab si kekasih.

Hemmm,, kemudian aku teringat masakan cumi-cumi di Rumah Makan Padang, sicumi tidak berwarna ungu, tapi putih.

"Oke Meco, kita kuliti si cumi! Tapi sebelumnya, lepas dulu badan si cumi dari kepalanya", itu hal yang bisa aku simpulkan untuk saat itu. *Si ibu belum dateng, jadi ga bisa tanya*

"Rogerrr!!!!", kata si Meco.

Aku pun mengumpulkan keberanian untuk menyentuh si cumi, selama ini aku cuma pernah menyentuh cumi-cumi yang sudah dalam keadaan matang, belum pernah menyentuh yang mentah. *mungkin pernah, tapi lupa*

"Hyaaaa!" aku spontan melepas si cumi dan melompat ke belakang.

"Apaan si??!!" si Meco mulai emosi negatif.. :p

"Itu,, cuminya licin dan aneh.. Uda mati kan ya????" aku cuma berharap jawabanku tidak terkesan bodoh bagi si Mecobonbonbonbon. Tapi ternyata gagal.

"Kalo masih hidup dia pasti menggelepar dooonkkk..." jwaban si Meco bikin ugh! Asem...

Ku bulatkan niat tulus suci untuk
membeteti si cumi.
Ciat..ciat..ciat.. Ewww... ternyata begini rasanya membeteti si cumi.. Ewww..
No..No.. No...
Rupa-rupanya raut muka jijikku terlihat oleh mata bengis si Meco. :p

"Ga usah jadi istri aja kalo gitu", *JLEB!!* Siallllll!!!!

"Kan ini
my first time, Mecooo.. Wajar donkkk...", ini bentuk defense mechanism aku.

Yah, singkat cerita, proses membersihkan si cumi memakan waktu lama dan disertai beberapa kali jutek-jutekkan antara aku dan si kekasih. Pokoknya kita sama-sama merengut.
Aku membayangkan, dulu ketika masih hidup dan berenang-renang di lautan, si cumi pasti suka menyanyi-nyanyi bersama rekan-rekannya sesama warga lautan..


Down here all the fish is happy
As off through the waves they roll

The fish on the land ain't happy

They sad 'cause they in their bowl

But fish in the bowl is lucky

They in for a worser fate

One day when the boss get hungry

Guess who's gon' be on the plate

Under the sea

Under the sea

Nobody beat us

Fry us and eat us

In fricassee

We what the land folks loves to cook

Under the sea we off the hook

We got no troubles

Life is the bubbles


Under the sea
Under the sea
Since life is sweet here

We got the beat here

Naturally

Even the sturgeon an' the ray

They get the urge 'n' start to play

We got the spirit

You got to hear it

Under the sea
Dan sekarang si cumi adalah makhluk laut yang sedang dipersiapkan untuk dimakan..

"Maaf ya cumi", itu kata-kata pertamaku untuk si cumi.

Karena tanganku jadi gatel-gatel, aku lalu berpindah haluan dari membeteti si cumi menjadi menguliti si jahe dan menyiapkan bumbu.
*untung kemudian si ibu datang dan mengiyakan cara kami membeteti si cumi*

Setelah semua cumi bersih dan semua bumbu siap, aku lalu memotong-motong si cumi yang dinilai kegedean oleh si kekasih.

"Hhh...,,namanya juga belajar,,,Mecooo", kataku.

Suasana setelah itu mulai memanas seiring dengan peningkatan suhu minyak dalam penggorengan.

Cumi yang sudah dipotong lalu didiamkan 10 menit dalam rendaman jahe, jeruk nipis, garam dan lada. Katanya si, biar si cumi ga amis dan ga alot nantinya. Sementara itu, aku mengocok telur dan menyiapkan tepung terigu.


10 menit kemudian...


Si cumi ditaburi dengan maizena, lalu dimasukkan ke kocokkan telur, dan sebelum masuk penggorengan, si cumi diselimuti tepung terigu terlebih dahulu.

WOW!!!
Setelah memakan waktu cukup lama, si cumi matang menjadi lingkaran-lingkaran kecil kecokelatan yang tampak sangat lezat..

*prosesnya diskip soalnya banyak perdebatan rumah tangga di dalamnya*
:p

Dan ternyata,,,,,, penting untuk Anda sekalian ketahui, Wahai,, pemirsa acara "Memasak bersama Chef Isya dan Mesa"....,,,

WE DID IT!!
W-E D-I-D I-T!!!!!

Yihaaa.. Syalalala.. Setelaha proses memasak yang panjang si cumaiwatai berhasil dijelmakan menjadi clamari ring goreng tepung yang enak!! :9 Dan perdebatan kami pun membuahkan hasil cinta yang lezattt.. :D

Sama-sama ingin menjadikan si cumi menjadi makanan yang enak bagi satu sama lain, itulah mengapa kami banyak berdebat. ^^

Nah, inilah cumaiwatai goreng tepung persembahan dari kami.


Bon Appétit!!!!!!!


2 komentar: