Selasa, 09 November 2010

Manusia Selang Air

Kau lihat selang air di sana? Berdiri tegak dengan kepala menengadah ke atas. Berjalan dengan pongah seolah makhluk paling gagah.



-----------



Hei, selang air, tak lihatkah ada manusia lain di sekitarmu?

Tundukkanlah sedikit kepalamu, berilah salam hormat dan sapaan hangat kepada mereka yang kau lihat.



Selang air, tak dapatkah kau menunduk sedikit saja?

Apakah gerangan yang kau lihat di atas sana?

Apa yang kau cari di langit tanpa batas itu?

Tak ingatkah kau pada bumi?



Selang air, mereka menyapamu, mereka memberimu sebuah senyum tulus yang membentuk sudut lengkung di wajah mereka.

Berikanlah balasan darimu.

Sentuh mereka dengan hangatnya tawa candamu.



Oh,, selang air.

Siapa pun dirimu kini, kau tetap manusia.

Kau sama dengan dengan mereka.

Menunduklah..



Selang air!

Kemana perginya sopan santunmu?

Ada manusia yang lebih tua pun tak kau perdulikan keberadaannya.

Apakah sebegitu beratnya menggerakkan mulutmu itu untuk berbicara?

Sebegitu mahalnyakah harga sebuah kata dari bibirmu yang berwarna?

Selang air, menunduklah..



Selang air, tidakkah kau diberikan pelajaran budi pekerti?

Ayah dan Ibumu bertanya, kau diam.

Gurumu memberi salam, kau diam.

Teman-temanmu meberikan senyum, kau diam.



Selang air, mau jadi apa kau nantinya?

Tak kau hiraukan lagi keberadaan orang lain selain dirimu.

Kemana perginya seluruh sopan santun dan ramah tamah yang dulu kau miliki.

Mengapa semua tiba-tiba bersembunyi?

Ingatlah, dengan menghormati orang lain, maka kau akan dihormati pula, hargailah orang lain, dan kau akan dihormati juga oleh mereka.



Pikirkan tindakanmu, selang air.

Jangan kau merasa paling hebat dan paling pandai.

Merendahlah.

Ketika kau merendah, orang lainlah yang akan meninggikanmu, namun ketika kau meninggikan dirimu, orang lain akan merendahkanmu.



Sebarkan lah rasa kasihmu, selang air.

Bagikan tawa riang dan senda guraumu pada mereka.

Tak usahlah semua hal kau hitung dengan kotak ajaibmu yang berisi tombol operasi matematika.

Karena sebenarnya, kau tak akan pernah mampu mengkalkulasikan sebuah nilai dalam hidup ini, yaitu "nilai keberadaanmu".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar